Yogyakarta, Jagadnews.online
Mengenang Seabad KH. Ahmad Dahlan, Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Ahmad Najib Burhani menyampaikan tentang sejarah perubahan nama dari Muhammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan.
Aktivis Muhammadiyah dan juga Anggota Majelis Pustaka Informasi (MPI) PP Muhammadiyah periode 2015-2022 ini menuturkan, bahwa nama Ahmad Dahlan diberikan oleh Sayyid Bakri Syatha ketika Muhammad Darwis berangkat haji dan menuntut ilmu di Mekkah pada 1880-an.
“Nama Ahmad Dahlan itu diberikan oleh Sayyid Bakri Syatha, salah satu Mufti yang ada di Mekkah jadi nama Ahmad Dahlan itu sebetulnya adalah nama seorang Mufti paling terkenal di Mekkah sana, nama lengkapnya Ahmad Zaini Dahlan.” ucapnya pada, Jumat malam (17/3).
Ahmad Zaini Dahlan merupakan Mufti Mekkah yang paling disegani, yang memangku urusan keagamaan sejak tahun 1870 sampai meninggal. Ahmad Zaini Dahlan juga penganut Mazhab Syafi’i, sebagai mazhab mayoritas di Indonesia dan beberapa negara lain.
Bagi muslim di kawasan Indonesia, atau Nusantara pada masa itu sebagai sosok yang sangat terkenal. Bahkan bagi masyarakat Jawa Ahmad Zaini Dahlan merupakan sosok yang sangat populer, fatwa-fatwanya juga diikuti dan menjadi pedoman oleh masyarakat Jawa waktu itu.
“Kumpulan fatwanya kemudian menjadi referensi itu di Kitab Muhimmat Nafais fi Bayan As’ilat Al Hadith, yang kemudian banyak waktu itu diterjemahkan ke Bahasa Melayu dan memang banyak ditujukan untuk orang-orang Jawa.” Imbuhnya.
Terkait dengan pemilihan nama Ahmad Dahlan untuk Muhammad Darwis, Prof. Najib Burhani menuturkan bahwa, Sayyid Bakri Syatha melihat banyak kemiripan sifat-sifat antara Muhammad Darwis dengan Ahmad Zaini Dahlan.
“Yang kemudian dia (Sayyid Syatha) merasa bahwa Muhammad Darwis ini akan menjadi sosok yang bisa jadi lebih atau mirip dengan Ahmad Zaini Dahlan di dalam hal keagamaan, di dalam hal penguasaan ilmu-ilmu keagamaan.” ungkapnya.
Dia berharap fakta sejarah ini bisa menjadi pengetahuan umum bukan hanya bagi warga internal Muhammadiyah, tetapi juga seluruh kalangan agar semangat dan sejarah penamaan KH. Ahmad Dahlan tidak menguap ke permukaan.(mid)