Makassar, Jagadnews.online
Sejumlah pengguna jalan khususnya pengendara motor saat melintas di desa Pamanjengan Kecamatan Moncongloe Kab Maros merasa terancam keselamatannya, apalagi saat berpapasan dengan truk pengangkut material timbunan.
Diketahui selama ini sejumlah pengendara motor mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah Moncongloe hingga ada korbannya meninggal serta patah kaki.
Informasi yang dirangkum media ini mengatakan bahwa, sebaiknya mobil pengangkut material timbunan dilakukan pada malam hari saat pengendara mulai sepi, sehingga pemakai jalan bisa terhindar dari musibah.
Dikatakan bahwa bukan hanya di Moncongloe, tapi mobil truk tersebut juga melintasi kompleks perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP).
Baru baru ini juga lakalantas terjadi di BTP seorang ibu yang membonceng anaknya yang terjatuh dan terlindas mobil truk dan korban akhirnya meninggal di TKP.
Masyarakat berharap agar mobil truk pengangkut timbunan tidak melakukan pengangkutan disiang hari guna meminimalisir adanya musibah dan agar tidak terjadi lagi korban berikutnya.
Selain itu iring-iringan truk pengangkut timbunan terkadang ugal-ugalan dan menguasai jalan sehingga pengendara memilih mengalah itupun kadang masih membahayakan.
Sejumlah masyarakat resah dengan aktivitas mobil truk angkutan timbunan yang melintasi jalan di siang.
Hal ini bisa menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan dan menimbulkan pertanyaan tentang ketidakpatuhan pengemudi truk tersebut terhadap peraturan yang melarang operasi di siang hari.
Sebagai daerah yang padat khususnya di poros, BTP menjadi masalah krusial dengan truk angkutan timbunan yang beroperasi di siang hari dimana jalur protokol ini dipadati oleh kendaraan dan pejalan kaki yang semakin rentan terjadinya kecelakaan ketika truk-truk besar berlalu lalang.
Beberapa pengguna jalan di BTP mengeluhkan bahwa truk-truk ini seringkali mengabaikan aturan lalu lintas, melaju dengan kecepatan tinggi, dan sering kali tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal ini telah menyebabkan berbagai insiden berbahaya, termasuk tabrakan yang berujung hilangnya jiwa atau cedera serius.
Pihak berwenang setempat telah mencoba mengatasi masalah ini dengan mengadakan razia lalu lintas yang lebih ketat dan memberlakukan denda yang lebih berat terhadap pelanggar aturan. Namun, tampaknya tindakan ini belum mampu sepenuhnya menghentikan perilaku berbahaya truk-truk angkutan timbunan.
Sejumlah kalangan mendesak pemerintah daerah untuk mengambil langkah lebih lanjut, seperti meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap truk-truk tersebut. Beberapa juga meminta perusahaan angkutan timbunan untuk mematuhi peraturan dan mengawasi perilaku pengemudi mereka lebih ketat.
Sementara itu, perdebatan pun muncul mengenai apakah diperlukan langkah-langkah tambahan dalam mengatasi masalah ini, seperti pembatasan waktu operasional truk angkutan timbunan atau peningkatan infrastruktur jalan untuk mengakomodasi kendaraan berukuran besar.
Masalah ini menjadi perhatian utama bagi masyarakat BTP, yang semakin khawatir akan keamanan di jalan raya mereka. Diharapkan bahwa pihak berwenang akan segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keselamatan pengguna jalan tetap menjadi prioritas utama di wilayah ini.
Selain itu, pengguna jalan juga mengeluh akibat macet hingga harus menghabiskan waktu di jalan. (yun)