Pangkep, Jagad News.online

Kehidupan masyarakat kepulauan Pangkep, Prov Sulsel memang tidaklah seperti masyarakat yang berdiam di daratan, segalanya serba terbatas.
Demikian diungkapkan Camat Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Rudi Saberi, S.Pd, M.Pd saat ditemui media ini di Atrium Cofee Kompleks Bumi Tamalanrea Permai Makassar, Minggu 21 Juli 2024 kemarin.
Menurut mantan Kepala SMAN 16 Pangkep ini bahwa, kehidupan masyarakat pulau umumnya mengandalkan hasil laut sehingga mereka harus pintar mengatur ekonomi sebab aktifitas kerja di perairan tidak menentu, para nelayan hanya bisa melaut saat cuaca membaik dan saat musim timur warga pulau harus menambatkan perahu karena itu hasil tangkapan yang dijual harus diatur demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, ujar Rudi Saberi yang baru menjabat Camat Liukang Tangaya pada Juni 2023 lalu.
Yah, sejak kami mendapat amanah, kami memberikan pelayanan kepada masyarakat pulau dengan baik.
Rudi menyebut bahwa, kehidupan masyarakat pulau dari sisi ekonomi tergolong pas-pasan.
Memang benar sudah ada beberapa rumah permanen tetapi itu di dikerjakan secara gotong royong anak pulau. Paling mereka hanya menyiapkan material semen, sebab kalau pasir dan biaya tukang itu tidak perlu mengeluarkan biaya.
Untuk masyarakat pulau pra sejahtra sekitar 90 persen dari jumlah penduduk.
Bagi masyarakat pra sejahtra masyarakat menerima bantuan BLT dan raskin, terutama bagi lansia.
Adapun jumlah penduduk Kecamatan Liukang Tangaya kurang lebih 19 ribu jiwa yang memiliki wilayah satu kelurahan dan delapan desa, yakni, kelurahan Sapuka dan delapan desa yakni, desa Sabaru, Balo-Baloang, Sabalana, Tampang, Sailus, Satanger, Kapoposang Bali dan Poleonro.
Masih kata Camat bahwa untuk indeks partisipasi pendidikan masyarakat pulau juga mengutamakan pendidikan.
Untuk jenjang pendidikan masyarakat pulau tak mau kalah dengan daratan, generasi dan angka sekolah meningkat.
Kami menghimbau masyarakat pulau jika mencari nafkah di laut agar lebih berhati-hati dan penuh kesabaran sebab kondisi perairan kadang berubahberubah, tutur Rudi Saberi saat ngopi bersama ASN Disdik Sulsel M.Dahlan, S.Sos di Atrium Cofee.
Soal bantuan Rudi mengatakan itukan sifatnya pemenuhan dan tidak pernah cukup seraya mengatakan masyarakat juga kadang menerima hibah berupa mesin perahu jolloro.(yun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *