Makassar, JagadNews.online
Lakkang adalah sebuah pulau sekaligus perkampungan yang berada dalam wilayah kota Makassar, Prov Sulsel.
Bahkan Lakkang masih asing sebagian masyarakat kota Makassar, apalagi masyarakat luar kota.
Saat Tim Media Disdik Sulsel akan menuju ke Lakkang pada sabtu 19 Juli 2024 lalu yang terbayang harus menyusuri banyak rintangan, tetapi ternyata Lakkang, cukup dekat.
Kami bersama tim yakni, Muhammad B (Media Teropong) Drs.H.Muhammad Asri, Muammar serta Riswan mengendarai mobil dan hanya menempuh perjalanan sekitar lima menit dari Kantor Dinas Pendidikan Sulsel lalu memasuki areal Kompleks Unhas selanjutnya melewati beberapa Gedung Unhas, sekitar 200 meter dari Gedung Fakultas Pertanian Unhas, mobil tumpangan akhirnya tiba di bibir sungai Tello.
Sebuah perahu gandengan sudah menunggu penumpang di pelabuhan Kera-Kera. Satu persatu penumpang naik hingga berjumlah sepuluh orang dengan penumpang lainnya.
Jarak penyeberangan hanya sekitar 50 meter, mesin perahu tempel akhirnya di bunyikan lalu perlahan menyusuri sungai dengan tarif setiap penumpang Rp2.000 dan jasa kendaraan roda dua Rp3.000 sekali penyeberangan.
Tiba di seberang tim menggunakan sepeda motor dengan melewati pematang tambak hingga tiba di Lakkang.
Tiba di Lakkang warga pun dengan ramah menyambut dengan gembira, yah suasana kampung terlihat kontras, warga mempersilahkan untuk naik ke rumah panggung, namun tim memilih duduk santai di bawah rimbun pohon bambu yang pasti kehidupan masyarakat sangat tenteram, aman dan damai.
Udara di Lakkang juga teduh adem dengan di kelilingi pohon bambu.
Menurut sejumlah warga, Kelurahan Lakkang masuk Kecamatan Tallo Makassar, hanya memiliki dua masjid, satu unit SD dan SMP, yakni SD dan SMPN 44 Satap dan tak jauh dari sekolah juga terlihat ada lapangan sepak bola serta kantor Lurah Lakkang.
Rumah penduduk juga umumnya rumah panggung dan hanya sebagian kecil terlihat rumah permanen.
Untuk anak usia sekolah setelah menamatkan pendidikan tingkat dasar, mereka harus melanjutkan pendidikan di SMA sehingga harus merogoh kocek, sebab untuk bisa ke sekolah anak didik harus menyeberang menggunakan perahu.
Ada tiga titik lokasi penyeberangan yakni, pelabuhan Buloa, Kera-Kera dan ujung jembatan Tol jalan Ir.Sutami Kecamatan Biringkanaya.
Masyarakat juga masih menjaga keaslian kehidupan masyarakat yang senantiasa menghidupkan semangat gotong royong apalagi warga masih satu rumpun dalam silsilah keluarga.
Namun, ada yang unik dan memiliki nilai history di Lakkang.
Sebuah bunker Jepang yang terbangun dizaman masa revolusi perjuangan ada di bumi Lakkang.
Sayangnya, Bunker Jepang tersebut tak terurus oleh pemerintah, pada Bunker Jepang terlihat gundukan tanah, sementara Bunker yang lainnya sudah di pagar keliling, tetapi semraut, diarealnya bertebaran sampah daun bambu kering, demikian juga pada terowongan di penuhi sampah. Konon cerita masih tersimpan misteri bahwa kemungkinan masih ada bunker ‘raksasa’ di daerah ini yang belum terungkap.
Pemerintah Kota Makassar bahkan Provinsi Sulsel seyogyanya, harus turun tangan membenahi situs bersejarah tersebut sebab selain bisa menjadi obyek wisata yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat juga bisa menghasilkan PAD.
Mari ke Lakkang, agar tidak penasaran, jaraknya cukup dekat, biayanya murah sebab datang ke Lakkang sama halnya pulang kampung, ada pohon nipah, tambak dan sawah apalagi pohon bambu berjejer rapi di areal pemukiman penduduk.
Untuk sampai ke Lakkang warga harus menyeberang menggunakan perahu, sebab daerah ini di kelilingi sungai Tello.
Penasaran, atur waktu untuk ke Lakkang.(tim)